Wednesday, July 2, 2014

PENCEMARAN TIMBAL


I.          Dampak Timbal (Pb) Terhadap Kesehatan
Efek Pb terhadap kesehatan terutama terhadap sistem haemotopoetic (sistem pembentukan darah), adalah menghambat sintesis hemoglobin dan memperpendek umur sel darah merah sehingga akan menyebabkan anemia. Pb juga menyebabkan gangguan  metabolisme Fe dan sintesis globin dalam sel darah merah dan menghambat aktivitas berbagai enzim yang diperlukan untuk sintesis heme. Anak yang terpapar Pb akan mengalami degradasi kecerdasan alias idiot. Pada orang dewasa Pb mengurangi kesuburan, bahkan menyebabkan kemandulan atau keguguran pada wanita hamil, kalaupun tidak keguguran, sel otak tidak bisa berkembang. Dampak Pb pada ibu hamil selain berpengaruh pada ibu juga pada embrio/ janin yang dikandungnya. Selain penyakit yang diderita ibu sangat menentukan kualitas janin dan bayi yang akan dilahirkan juga bahan kimia atau obat-obatan, misalnya keracunan Pb organik dapat meningkatkan angka keguguran, kelahiran mati atau kelahiran prematur.
Efek-efek Pb terhadap kesehatan dapat dijelaskan secara rinci sebagai
berikut :
a. Efek terhadap terjadinya Anemia oleh Pb
Secara biokimiawi, keracunan timah hitam dapat menyebabkan :
1) Peningkatan produksi ALA (Amino Levulinic Acid)
Timah hitam akan menghambat enzim hemesintetase, yang mengakibatkan penurunan produksi heme. Penurunan produksi heme ini akan meningkatkan aktivitas ALA sintetase, dan akhirnya produksi ALA meningkat. Peningkatan produksi ALA ini dapat dilihat dari
ekskresi ALA di urine.
2) Peningkatan Protoporphirin
Perubahan protoporphirin IX menjadi heme, akan terhambat dengan adanya timah hitam. Hal ini akan menyebabkan terjadinya akumulasi dari protoporphirin IX yang dapat diketahui pada plasma dan feces.
3) Peningkatan koproporphirin
Akumulasi dari protoporphirin akan meningkatkan akumulasi dari koproporphirin III. Hal ini diketahui dengan didapatkannya koproporphirin III pada urine dan feces.
b. Efek terhadap saraf (sistem saraf pusat)
Susunan saraf merupakan jaringan yang paling sensitif terhadap keracunan Pb. Setelah pajanan tinggi dengan kadar Pb darah di atas 80 μg/dl dapat terjadi ensefalopati. Terjadi kerusakan pada arteriol dan kapiler yang mengakibatkan oedema (adanya cairan) otak, meningkatnya tekanan cairan serebrospinal, degenerasi neuron dan perkembangbiakan sel glia. Secara klinis keadaan ini disertai dengan menurunnya fungsi memori dan konsentrasi, depresi, sakit kepala, vertigo (pusing berputar-putar), tremor (gerakan abnormal dengan frekuensi cepat), stupor (penurunan kesadaran ringan), koma, dan kejang-kejang.
c. Ensefalopati
Ensefalopati merupakan bentuk keracunan Pb yang sangat buruk dengan sindrom gejala neurologis yang berat dan dapat berakhir dengan kerusakan otak atau kematian. Paling sering dijumpai pada anak kecil atau orang yang mengkonsumsi makanan/minuman tercemar Pb. Anak-anak mempunyai resiko lebih besar terhadap paparan Pb dari orang dewasa. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya perbedaan aktivitas metabolik interna Ensefalopati akut pada manusia sangat dipengaruhi oleh :
1) jumlah partikel Pb yang terhisap
2) lama pemaparan, dan faktor-faktor lain. Yang ditandai dengan :
i)    perubahan perilaku mental,
ii)   Pelemahan pada daya ingat dan pada aktivitas untuk berkonsentrasi
iii)  hyperirritabel (hal yang sangat mengganggu)
iv)  kegelisahan
v)   depresi
vi)  sakit kepala
vii) vertigo dan tremor
Ensefalopati akut berkembang hanya pada dosis yang besar dan jarang terjadi pada level Pb dalam darah dibawah 100 μg/ 100 ml, pernah dilaporkan terjadi pada tingkat 70 μg/ 100ml.
d. Pendengaran
Kerusakan pada susunan saraf pusat dapat pula mengenai saraf kranial, kadar Pb dalam darah 15 μg/dl dapat menyebabkan gangguan saraf pusat, pada kadar 1 – 18 µg/dl menyebabkan gangguan pendengaran. Beberapa penelitian pada anak-anak dan dewasa memperlihatkan adanya hubungan paparan Pb dengan penurunan pendengaran tipe sensorineural. Pada individu yang sensitif kadang-kadang didapatkan adanya efek yang memburuk pada sistem tubuh, tetapi secara klinis efek tersebut tidak jelas sampai dicapai kadar Pb yang lebih tinggi lagi.
e. Efek terhadap ginjal
Keracunan berat Pb dalam waktu lama akan menyebabkan penyakit renal progresif dan tidak dapat disembuhkan. Ada beberapa laporan berisi interstisial nephritis kronis pada pekerja sering disertai dengan hasil yang fatal. Kebersihan suatu industri akan mengurangi jumlah dan besarnya komplikasi renal pekerja yang keracunan akan tetapi anak-anak yang menghirup Pb pada cat yang mengelupas dan konsumen yang mengkonsumsi makanan yang tercemar Pb tetap mempunyai resiko. Nephropati yang ditandai oleh gangguan fungsi ginjal progresif sering disertai hipertensi. Kerusakan ginjal berupa fibriosis interstitialis kronis, degenerasi tubuler, dan perubahan vaskuler pada arteri kecil dan arteriol. Ditemukan gambaran khas, yaitu penuhnya badan inklusi intranuklear pada sel dinding tubulus. Badan inklusi merupakan kompleks protein Pb yang kemudian di ekskresi melalui urine. Degenerasi tubulus proksimal mengakibatkan menurunnya reabsorbsi asam amino, glukosa, fosfat dan asam sitrat. Pada kasus yang berat dapat terjadi sindrom fanconi yaitu hiperamino uria (air kencing mengandung asam amino berlebihan), glukosuria dan hipofosfat uria atau kadang-kadang hiperfosfat uria. Gangguan ginjal bersifat tidak menetap. Saturnine gout adalah sebuah konsekuensi pengurangan fungsi tubuler (ginjal tubulus glumerulus), Pb berpengaruh pada ekskresi urates. Maka meskipun angka formasi mereka normal, level asam uric disimpan dalam persendian, hampir menyerupai encok/ pegal.
f. Efek terhadap sistem cardiovasculer
Pada keracunan Pb akut beberapa pasien menderita colic yang disertai peningkatan tekanan darah. Kemungkinan timbulnya kerusakan miokard tidak dapat diabaikan. Perubahan elektro cardiografi dijumpai pada 70 % penderita dengan gejala umum berupa takikardia, disritmia atrium.
g. Efek terhadap sistem reproduksi
Telah diketahui bahwa Pb dapat menyebabkan gangguan reproduksi baik pada perempuan maupun pada laki-laki, Pb dapat menembus jaringan placenta sehingga menyebabkan kelainan pada janin. Peningkatan kasus infertil, abortus spontan, gangguan haid dan bayi lahir mati pada pekerja perempuan yang terpajan Pb telah dilaporkan sejak abad 19, walaupun demikian data mengenai dosis dan efek Pb terhadap fungsi reproduksi perempuan, sampai sekarang masih sedikit.Hubungan antara kadar Pb dalam darah dan kelainan yang diakibatkan
terhadap kelainan reproduksi perempuan adalah
1) Kadar Pb darah 10 μg/dl dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan.
2) Kadar Pb darah 30 μg/dl mengakibatkan kelainan prematur.
3) Kadar Pb darah 60 μg/dl mengakibatkan komplikasi kehamilan.
Senyawa teratogen termasuk Pb dapat menembus janin dan dapat mengganggu pertumbuhan mulai dari usia kehamilan pada minggu ke tiga hingga minggu ke 38. mulai minggu ke tiga hingga pertengahan minggu ke enam dapat mengganggu pertumbuhan susunan saraf pusat atau central nervous system (CNS), pada pertengahan minggu ke tiga sampai minggu ke enam dapat mengganggu pertumbuhan jantung, pada minggu ke empat hingga minggu ke delapan mengganggu pertumbuhan mata, lengan dan kaki, mulai pertengahan minggu ke enam sampai minggu ke delapan dapat mengganggu pertumbuhan gigi dan mulut, minggu ke sembilan mengganggu pertumbuhan tekak (langit-langit, mulai minggu ke tujuh sampai ke 12 menggangu pertumbuhan alat kelamin bagian luar dan mulai minggu ke empat sampai minggu ke 12 mengganggu pertumbuhan pendengaran.

II.        Pencegahan dan pengawasan paparan dan keracunan
Beberapa program pencegahan harus didasarkan pada ketersediaannya fasilitas teknik yang memadai peraturan-peraturan yang tegas, pakaian pelindung yang efektif, dan pengawasan higienis dan biologi yang terus menerus. Pengawasan biologis biasanya didasarkan pada pengukuran reguler Pb pada urin, tingkat yang seharusnya dipertahankan dibawah 150 µg/l.
III.       Pengobatan
a.         Keracunan Pb anorganik
Pengobatan simtomatik keracunan Pb anorganik adalah segera menghentikan pemaparan dan dengan terapi kelasi. Untuk keracunan yang berat, penggunaan kalsium denatrium EDTA secara infus intravena dalam dosis kira-kira 8 mg/kg, sedangkan pada anak-anak dianjurkan menggunakan dimerkaprol 2,5 mg/kg/dosis intramuskular. Succimer oral diakui untuk digunakan khusus keracunan Pb dalam darah dan urin, harus dimonitor sebagai suatu petunjuk terapi. Dengan tersedianya succimer maka penisilin tidak perlu digunakan. Pada pasien yang tidak ada gejala keracunan, tidak dianjurkan menggunakan zat kelator. Penggunaan profilaktik (pencegahan) zat kelator dikontraindikasikan pada pekerja yang terpapar Pb, karena dapat meningkatkan absorbsi logam dari saluran pencernaan. Setelah terapi kelasi dihentikan fungsi kadar Pb dalam darah dan profirin harus diuji dan dianalisis untuk mengidentifikasi peningkatkan kembali kadar Pb karena Pb dimobilisasi dari tulang.
b.         Keracunan Pb organik
Pengobatan awal terdiri dari menghilangkan kontaminasi kulit dan pencegahan pemaparan lebih lanjut. Pengobatan kejang memerlukan penggunaan anti konvulsi secara bijaksana.
IV.       Contoh Kasus
Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
- Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal konsentrat (primary lead), maupun secondary lead yang  berasal dari potongan logam (scrap).
- Industri bahan bakar.
  Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai sebagai anti knock pada
  bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang dihasilkan merupakan
  sumber pencemaran  Pb.
- Industri kabel.
  Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri kabel
  mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan arsenik
  yang juga membahayakan untuk kehidupan makluk hidup.
- Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna.
  Pada industri ini seringkali dipakai Pb karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika
  dibandingkan dengan logam pigmen yang lain. Sebagai pewarna merah pada cat biasanya
  dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning dipakai lead chromate.
sumber :