1.
Kasus Penyakit DBD
Penyakit Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu
penyakit menular yang berbahaya dapat menimbulkan kematian dalam waktu singkat
dan sering menimbulkan wabah. Penyakit ini pertama kali di temukan di Manila
Filipina pada tahun 1953 dan selanjutnya menyebar ke berbagai negara. Di
Indonesia, penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968 di Surabaya
dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang (41,3%) akan tetapi
konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1972. Selanjutnya sejak saat itu,
penyakit Demam Berdarah Dengue cenderung menyebar ke seluruh tanah air
Indonesia, sehingga sampai tahun 1980 seluruh provinsi di Indonesia kecuali di
Timor-Timur telah terjangkit penyakit, dan mencapai puncaknya pada tahun 1988
dengan insiden rate mencapai 13,45%/100.000 penduduk. Keadaan ini erat
kaitannya dengan meningkatnya mobilitas penduduk dan sejalan dengan semakin
lancarnya hubungan transportasi.
Gambar 1 nyamuk Aedes Aegypti
2.
Cara Penularan Penyakit DBD
Terdapat
3 faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus DBD, yaitu manusia,
virus, dan vektor perantara. Virus DBD ditularkan kepada manusia melalui nyamuk
Aedes Aegypti. Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa spesia yang lain
dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor yang kurang berperan.
Aedes tersebut mengandung virus dengue pada saat menggigit manusia yang sedang
mengalami viremia. Kemudian virus yang berada di kelenjar liur berkembang biak
dalam waktu 8-10 hari (extrinsic
incubation period) sebelum dapat ditularkan kembali pada manusia pada saat
gigitan berikutnya. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak dan didalam
tubuh nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya (infeksi).
Dalam
tubuh manusia, virus memerlukan waktu masa tunas 4-6 hari (extrinsic incubation period) sebelum menimbulkan penyakit.
Penularan dari manusia kepada nyamuk dapat terjadi bila nyamuk menggigit
manusia yang sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari
setelah demam timbul.
3.
Cara Pencegahan Penyakit DBD
Pencegahan
penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk aedes aegypti. Pengendalian nyamuk
tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat yaitu:
A.
Lingkungan
Metode
lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat
perkembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain
rumah, sebagai contoh:
-
Menguras bak
mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu.
-
Mengganti/menguras
vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali.
-
Menutup dengan
rapat tempat penampungan air.
-
Mengubur
kaleng-kaleng bekas, aki bekas, dan ban bekas disekitar rumah dan lain
sebagainya.
Gambar 2 Lingkungan kumuh
B.
Biologis
Pengendalian
biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu/ikan
cupang), dan bakteri (Bt.H-14).
C.
Kimiawi
Cara
pengendalian ini antara lain dengan:
-
Pengasapan/fogging
(dengan menggunakan malathion dan fenthion), berguna untuk mengurangi
kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu.
-
Memberikan
bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air,
vas bunga, kolam, dan lain-lain.
Gambar 3. Cara Pencegahan
4.
Data Penderita Penyakit DBD
Sejak tahun 1968 hingga tahun 2009 World Health Organization (WHO)
mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia
Tenggara. Di Indonesia, DBD pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, sebanyak 58 orang terinfeksi
dan 24 orang meninggal dunia. Sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke
seluruh Indonesia (Depkes RI, 2010). Pada tahun 2002 jumlah kasus sebanyak
40.377 (IR: 19,24/100.000 penduduk dengan 533 kematian (CFR: 1,3%) tahun 2003
jumlah kasus sebanyak 52.566 (IR: 24,34/100.000 penduduk) dengan 814 kematian
(CFR:1,5% tahun 2004 jumlah kasus sebanyak 79.462 (IR: 37,01/100.000 penduduk)
dengan 957 kematian (IR: 1,20%) tahun 2005 jumlah kasus sebanyak 95.279 (IR:
43,31/100.000 penduduk) dengan 1.928 kematian (CFR: 1,36%) tahun 2006 jumlah
kasus sebanyak 114.656 (IR:52,48/100.000 penduduk) dengan 1.196 kematian (CFR:
1,04%) sampai dengan bulan November 2007 kasus telah mencapai 124.811
(IR:57,52/100.000 penduduk) dengan 1.277
kematian (CFR:1,02%).
Bandar Lampung
merupakan daerah endemis DBD. Data Dinas Kesehatan kota Lampung menyebutkan
pada tahun 2010, jumlah penderita DBD di Bandar Lampung mencapai 763 orang dan
yang meninggal 16 orang. Pada tahun 2011, jumlah penderita DBD di Bandar
Lampung mencapai 413 orang dan yang meninggal 7 orang. Pada tahun 2012, terjadi
peningkatan jumlah penderita DBD di Bandar Lampung mencapai 1.111 orang dan
yang meninggal 11 orang, jumlah tersebut merupakan tertinggi dibanding
kabupaten lain.
5.
Opini Penyakit DBD
Cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit DBD
adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas, yang disebut dengan “3M Plus”,
yaitu menutup, menguras, menimbun. Selain itu juga melakukan beberapa plus
seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu
pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk,
memeriksa jentik berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Selain itu
penguburan barang-barang bekas dan pengurasan air menjadi salah satu cara yang
efektif dalam menghindari penyakit DBD.
Sumber :
Candra, A. 2010. Demam Berdarah Dengue:
Epidemiologi, Patogenesis dan
Faktor Risiko
Penularan. Aspirator. 2(2):110-119. Diunduh dari
http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/aspirator/article/download
/2951/2136. Diakses
pada tanggal 5 Januari 2014
Depkes RI. 2010. Pusat Data dan Surveilens
Epidemologi Demam Berdarah
Dengue. Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI
Depkes RI. 2011. Informasi umum Demam
Berdarah Dengue. Ditjen PP dan
PL Jakarta.
Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes. 2011. Data dan Informasi Kesehatan
Provinsi Lampung. Pusat
Data Dan Informasi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
http://www.depkes.go.id/downloads/Data%20Informasi%20Kesehatan%20Prov%20Lampung.pdf.
Diakses pada tanggal 5 Januari 2014
Lestari, K. 2007. Epidemiologi Dan Pencegahan
Demam Berdarah Dengue
(Dbd) Di Indonesia.
Farmaka. 5(3):12-29.
http://farmasi.unpad.ac.id/farmaka-files/v5n3/keri.pdf.
Diakses pada
tanggal 5 Januari 2014